Sekilas Info

Dewan Minta Perusahaan Tak Rugikan Petani, Komisi B DPRD Sintang Tinjau Pabrik PT ASL

11SINTANG | SenentangNews.com-Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang meninjau pabrik PT Agro Sukses Lestari (ASL) di Desa Nanga Lebang, Kecamatan Kelam Permai, Selasa (24/5). Kunjungan para wakil rakyat tersebut untuk melihat langsung daeri dekat serta bagian dari tugas pengawasan DPRD Sintang terhadap investasi perkebunan di Bumi Senentang.

12Kunjungan dipimpin Ketua Komisi B Harjono. Hadir pula Markus Jembari, Abdurrazak, Gregorius Bala, Kelibuk, Hikman Sudirman, Hardoyo, Romeo, Liyus, Julian Sahri, Mainar Sari dan Hamzah Sopian. Mereka didampingi oleh Mahadum Marikan dari Badan Lingkungan Hidup dan Gunardi dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sintang.

Setibanya di lokasi, rombongan komisi B dan pemerintah disambut jajaran manajemen pabrik dan PT ASL. Mereka kemudian meninjau sejumlah infastruktur pabrik dan hasil pengelolahannya yang ada di PT ASL.

13Ketua Komisi B DPRD Sintang Harjono mengatakan kunjungan ke pabrik PT ASL untuk melihat lebih dekat pengolahaan pabrik kelapa sawit di desa Nanga Lebang. Ia mengatakan, kunjungan ke perusahaan perkebunan merupakan program rutin komisi B.

“Kami mengunjungi kebun bukan untuk mencari kesalahan, tapi ingin mendorong pengelolaan perkebunan yang lebih baik. Supaya masyarakat sebagai mitra, juga bisa menikmati hasilnya,” kata pria yang akrab disapa Bejang ini.

Politisi Golkar ini menambahkan, hasil kunjungan komisi B ke lapangan, akan menjadi bahan untuk membuat kebijakan yang membantu pemerintah dalam pengelolaan perkebunan di Kabupaten Sintang kedepannya.

“Kami menginginkan semua investor berinvestasi dengan baik. Kebun harus dirawat, jangan dibiarkan begitu saja. Yang terpenting, perusahaan harus mempunyai pabrik sendiri jika areal tanam sudah mencapai 12 ribu hektar,” tegasnya.

14Bejang juga berharap dengan dibangunnya pabrik di Nanga Labang bisa menguntungkan petani yang mempunyai kebun sendiri.

“Untuk itulah kami sengaja datang ke pabrik ini. Kita minta penjelasan dari pihak manajemen pabrik mengapa harga sawit di daerah ini selalu jatuh,”katanya.

15Sementara itu Antomy Ghea, manager pabrik PT ASL mengatakan, ketika dibangun, perencanaan pabrik memuat kapasitas 100 ton per jam. Namun karena Tandan Buah Segar (TBS) yang masuk sedikit, realisasi kapasitas baru 60 ton per jam.

“Rata-rata TBS yang kami terima hanya 400-500 ton hari yang berasal 90 persen kebun inti. Sisanya dari dari kebun plasma, pihak ketiga yang sudah memiliki badan hukum. Hasil akhir dari pabrik adalah CPO dan kernel,” bebernya.

Terpisah Humas Area PT ASL, Orianto mengatakan sejak dibangunya kebun kelapa sawit di daerah desa Nanga Lebang, pihaknya telah memperkerjakan hampir 80% tenaga lokal yang berasal dari sekitar wilayah tersebut.

“Selama ini juga kita telah memberikan CSR kepada masyarakat setempat seperti pembukaan jalan masuk antara satu kampung dengan kampung yang lainnya. Kita juga telah membangun sarana rumah ibadah,”kata dia. (bny)

error: Content is protected !!