Sekilas Info

Begini Cara Bupati Sintang Serap Aspirasi Warga

IMG_2713[1]SINTANG I Senentang news.com- Bupati Sintang Milton Crosby mengatakan kepala daerah tidak bisa membatasi diri untuk berinteraksi dengan masyarakat. Menurutnya mendapatkan informasi keluhan masyarakat terkait masalah pembangunan  sangat dibutuhkan pemerintah.

“Makanya saya selalu menjajaki informasi langsung dengan masyarakat.  Satu diantaranya duduk di warung kopi atau sarapan bubur di pasar. Ujar Bupati Sintang Selasa (31/3), saat bertatap muka dengan warga di warung depan rumah sakit umum daerah (RSUD) Ade Moch Djoen Sintang.

Menurutnya  banyak informasi bisa diperoleh bila berkomunikasi dengan masyarakat secara langsung. Aspirasi yang didapat menjadi masukan penting bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan. Lantaran pemerintah juga mempunyai keterbatasan untuk menjangkau persoalan yang terjadi ditengah masyarakat. Maka, pemerintah dan masyarakat perlu bersinergi dengan baik.

“Kalau sudah berinteraksi dengan masyarakat pasti ada informasi didapatkan. Jalan rusak misalkan. Lalu harga sembako di pasar. Soal listrik. Semua adalah informasi positif bagi pembangunan,” kata Milton.

Milton menambahkan dengan duduk di pasar juga bisa memantau situasi ekonomi. Gerak usaha masyarakat terlihat.  Kebutuhan pelaku usaha yang perlu dorongan pemerintah juga tampak. Karena, sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk memajukan perekonomian masyarakat.

Milton juga menuturkan mampir ke warung kopi tidak mempunyai jadwal khusus. Sifatnya tentatif saja. Namun dianggap sudah menjadi kebutuhan. Jauh sebelum dirinya menjabat Bupati. “Ketika masih menjadi Kabag Ekbang saya biasa meninjau pasar pagi-pagi. Mengecek harga atau ketersediaan sembako,” kata Milton.

Milton menambahkan, tidak jarang kepala SKPD sengaja diajak untuk mengobrol dengan masyarakat di warung kopi. Jika tidak, ia cukup sendirian atau ditemani istri. Beberapa tempat yang kerap disinggahi Milton, yakni warung kopi depan rumah sakit, di komplek pasar inpres sementara,  dan simpang lima.

Menurutnya, selama menjabat Bupati tidak terbelenggu dengan formalitas untuk menampung informasi. Maka duduk di warung kopi tidak bisa ditinggalkan. Lantaran  hubungan dengan masyarakat yang sudah terjalin sulit meninggalkannya,"pungkas bupati dua periode ini (tmo/red)

error: Content is protected !!