Tuak Warisan Budaya Leluhur
SINTANG | Senentang News.com -Tuak adalah nama minuman lokal tradisional yang mengandung alkohol yang merupakan hasil fermentasi. Suku dayak khususnya di Kabupaten Sintang Propinsi Kalimantan Barat merupakan penghasil tuak beras atau tuak ketan. Tuak ketan dihasilkan dari fermentasi beras ketan / pulut dan ragi.
Derai satu diantara peserta pembuat tuak dari desa Umin mengatakan untuk menghasilkan tuak yang enak dan berkualitas memerlukan bahan yang baik dan ketelitian pembuatan yang baik pula.
“Bahan yang perlu sangat diperhatikan yaitu ragi, karena ragi sangat berpaguh dalam proses fermentasi. Disamping itu juga setelah proses peragian tuak harus didiamkan pada tempat yang tertutup rapat. Tuak harus difermentasikan minimal dua minggu. Tuak yang berkualitas tinggi memiliki ketatahanan sampai tujuh tahun,” Jelas Derai.
Dikatakan Derai tuak dapat digunakan untuk menghangatkan badan. Namun Tidak diperkenankan dikonsumsi berlebihan kaena dapat menyembabkan mambuk.” Tambah Derai
Derai juga mengaku dirinya pernah mendapatkan juara satu dalam perlombaan pembuatan tuak pada festival tahun lalu. Prestasi itu memicunya untuk terus memproduksi tuak yang berkualitas.
“Tahun lalu saya pernah dinobatkan sebagai juara pertama dalam ajang kompetisi festival katagori tuak terbaik,”bebernya.
Sementara itu kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Sintang, Senen Maryono menuturkan bahwa, tuak merupakan minuman lokal hasil fermentasi. Tuak di buat pada momen penting atau acara tertentu.
“Dalam kegiatan festival dan perlombaan tenun ikat dayak ke XII tahun 2014 di tirta dharma Sintang. Tuak dijadikan salah satu dari tujuh kategori yang diperlombakan.
Menurut Senen tujuan dari festival tenun ikat dayak ke XII di Sintang bukan hanya untuk mencari pemenang melainkan untuk melestarikan dan mengembangkan warisan budaya leluhur sebagai kepedulian terhadap lingkungan, kebudayaan dan nilai-nilai kearipan.”tukasnya (tmo)
Komentar