Yuliana Bersyukur Dapat Berbagi Berkah Kesehatan Melalui Prinsip Gotong Royong JKN

SINTANG | SenentangNews.com - Yuliana (49), adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) Guru di SMPN 2 Sintang. Wawasannya sebagai Guru, membuatnya dapat memberikan pemaparan dengan jelas bagaimana Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memberikan manfaat besar bagi masyarakat.
Berangkat dari pengalamannya sendiri, pengajar Pendidikan Kewarganegaraan ini berbagi cerita tentang perjalanan kesehatannya selama lebih dari satu dekade. Yang memotivasi dirinya merasa terpanggil untuk berbagi berkah kesehatan dengan prinsip gotong-royong.
Ditemui di ruang tungggu kantor BPJS Sintang, Senin (14/8/2023), Yuliana mengisahkan bahwa lebih dari 15 tahun dirinya menikmati kesehatan tanpa pernah rawat-inap di rumah sakit. Dirinya bersyukur selama itu hanya mengalami penyakit ringan seperti demam, batuk, dan pilek.
Untuk mengatasi penyakit ringannya itu, perempuan paruh baya ini memanfaatkan fasilitas pengobatan dari Program JKN melalui BPJS Kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama di dr. Jani Tejo.
Dibalik rasa syukurnya, Yuliana merasa terpanggil untuk berbagi berkah kesehatan dengan masyarakat lain yang membutuhkan.
Dianugerahi jarang sakit, dirinya bersyukur jadi berkesempatan dapat membantu orang lain yang lebih membutuhkan. Sejauh yang Ia pahami prinsip di BPJS Kesehatan ini memang prinsip gotong-royong.
“Tuhan sudah menganugerakan kesehatan itu sudah luar biasa, dibandingkan yang sering sakit-sakitan. Konsep gotong-royong dalam BPJS Kesehatan membuat saya memahami arti berbagi dengan ikhlas dan sukacita," ungkapnya.
Yuliana juga menyampaikan harapannya agar BPJS Kesehatan terus mengupayakan perbaikan dan perluasan layanan. Agar masyarakat di mana pun mereka berada dapat merasakan keadilan.
"Saya berharap layanan BPJS Kesehatan mencakup biaya cek kesehatan. Saya percaya dengan menjaga kesehatan kita, kita jadi berkesempatan untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan," ucapnya semangat.
Dalam perbincangan tentang pengalamannya ini, Yuliana memuji pelayanan yang diberikan di fasilitas kesehatan tingkat pertama, dr. Jani Tejo. Ia menyaksikan bahwa setiap pasien diperlakukan secara adil dan setara, tanpa memandang asal usul asuransi atau metode pembayaran.
"Saya merasakan pelayanan yang baik dan ramah dari perawat dan dr. Jani Tejo. Mereka menghormati setiap pasien dengan cara yang sama, tanpa ada perbedaan," jelas Yuliana.
Dirinya juga mengakui bahwa masih ada yang harus dilakukan perbaikan dalam sistem rujukan, yang kadang cukup memakan waktu. Namun belum pernah mengalami terlalu lama di ruang tunggu saat mengantri, itu kondisional.
Salah satu hal yang membedakan BPJS Kesehatan adalah fakta bahwa Ia hanya perlu mengeluarkan biaya minimal selama menggunakan layanan tersebut.
"Saya hanya perlu membayar sejumlah kecil untuk beberapa pemeriksaan seperti cek darah dan cek tensi, tetapi untuk pengobatan lainnya, saya tidak pernah merasakan perlu membayar tambahan,” terangnya.
BPJS Kesehatan adalah bantuan besar bagi banyak orang, terutama dalam menghadapi pengobatan yang membutuhkan biaya besar seperti operasi usus buntu, persalinan, dan patah tulang hingga penyakit kronis lainnya.
Diakhir perbincangan, Yuliana berpendapat bahwa BPJS Kesehatan adalah sarana penting untuk memastikan bahwa kesehatan bukanlah hak istimewa, melainkan hak setiap warga.
“Kesehatan adalah kekayaan sejati,” pungkas Yuliana.
Komentar