Alfian: IPM Kalbar Tahun 2022 Masih Berada Di Angka 68,63
Didampingi Wabup Sintang, Ass III Provinsi Letakan Batu Pertama Gedung Perpustakaan UNKA

SINTANG | SenentangNews.com – Apa yang diinformasikan Rektor Universitas Kapuas (UNKA) Sintang Dr. Antonius, S,Hut, MP beberapa bulan lalu, bahwa UNKA segera membangun gedung perpustakaan menjadi kenyataan.
Kenyataan ini ditandai dengan dilakukannya peletakan batu pertama oleh Asisten Administrasi dan Umum (Asisten III) Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) H. Alfian pada Senin (5/6/2023) di kampus UNKA Sintang.
Mendampingi pejabat yang mewakili Gubernur tersebut, antara lain Wakil Bupati Melkianus dan unsur Forkopimda, Ketua Bappeda Kartiyus yang juga mantan pengajar di UNKA serta sejumlah unsur pimpinan perangkat daerah.
Dari DPRD Sintang hadir Ketua Florensius Roni, Wakil Ketua Jeffray Edward serta dua anggota DPRD alumni UNKA Wellbertus dan Lim Hie Soen.
Di jajaran tuan rumah, hadir Dewan Pembina Yayasan Melati Sintang Milton Crosby dan Ade Karta Wijaya, Ketua Pengurus Kusnidar dan Ketua Pengawas Selimin, Rektor UNKA bersama para Dekan, Dosen serta semua civitas akademika UNKA.
Dilaporkan Antonius, untuk membangun gedung perpustakaan ini UNKA mendapat bantuan dari pemerintah provinsi sebesar Rp. 200 juta. Diakuinya, bahwa dalam kondisi keterbatasan banyak pihak telah berkontribusi terhadap UNKA.
“UUD 1945 mengamanatkan dalam mengisi kemerdekaan kita punya kewajiban mencerdaskan bangsa. Keterlibatan banyak pihak dijamin oleh UUD 1945, siapapun mau berkontribusi sudah dijamin oleh sumber hukum tertinggi,” ucap Antonius.
Dikatakan Antonius lebih lanjut bahwa ada 6.000 lebih alumni UNKA tersebar di berbagai kabupaten. Itu adalah kontribusi nyata UNKA dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). UNKA saat ini berada pada peringkat 5 dari 20 perguruan tinggi di Kalbar, secara universitas menduduki peringkat ke 4.
Dilaporkan juga bahwa jumlah mahasiswa aktif saat ini sebanyak 2005, dalam tiga tahun berturut-turut terjadi peningkatan minat untuk masuk UNKA. Saat ini masih proses penerimaan mahasiswa baru. Di sisi lain tuntutan infrastruktur fisik dan IT juga meningkat. Itu memerlukan biaya tidak sedikit. Saat ini UNKA masih kekurangan 17 ruang belajar.
UNKA sudah bekerjasama dengan berbagai pihak, dan pelaksanaan implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka sudah dilaksanakan tahun ini. Mahasiswa semester 6 sudah berkiprah di berbagai perusahaan dan instansi pemerintah. Melalui GAPKI telah berkerjasama dengan 74 perusahaan perkebunan kelapa sawit.
“Atas hasil audiensi pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika, UNKA juga sudah bekerjasama dengan perusahaan Starup nasional. Di sisi lain UNKA adalah salah satu universitas yang diterima untuk bekerjasama dengan pemerintah provinsi Kalbar.,” kata Antonius.
Yayasan Melati sebagai penyelenggara UNKA melalui ketuanya, Kusnidar dalam sambutannya lebih fokus memotivasi para mahasiswa. Bahwa di era digitalisasi sekarang ini pun, betapa masih pentingnya perpustakaan, menimba ilmu jangan hanya mengandalkan diktat.
Wakil Bupati Sintang Melkianus mengucapkan terima kasih atas bantuan pemerintah provinsi serta atas kehadiran dari Asisten III di acara ini. Wakil Bupati juga masih memohon bantuan lagi kepada pemerintah provinsi karena masih dibutuhkan sekitar Rp. 1,7 miliar.
“Saya sampaikan kepada adik-adik mahasiswa bahwa UNKA sama dengan universitas lain. Kita harus bangga ada universitas di kabupaten Sintang yang mampu melahirkan pemimpin-pemimpin yang bisa berkompetisisi di tempat lain. Bukan berarti tidak boleh ke P. Jawa. Tetapi banggalah dengan apa yang kita miliki. Kita jangan merasa gengsi kuliah di UNKA,” kata Melkianus.
Melkianus sebagai Ketua Alumni UNKA juga berharap, di kabupaten lain ada sosialisasi agar UNKA lebih dikenal.
Menurut Asisten III Alfian, semoga apa yang kita niatkan membangun gedung perpustakaan ini bisa kita wujudkan. Hari ini ditandai dengan peletakan batu pertama, biasanya peletakan batu pertama ini akan diikuti oleh batu-batu berikutnya sampai terwujud.
“Ini adalah bentuk dari komitmen kita bersama. Secara khusus pemerintah provinsi juga memiliki komitmen besar dalam upaya mewujudkan pembangunan yang ada di daerah Kalbar secara khusus di kabupaten Sintang. Yang tentu kedepan memiliki peluang dan tantangan tersendiri,” kata Alfian.
Bagi Kalbar tantangannya adalah terkait IPM yang memang sampai dengan saat ini menjadi tantangan besar. IPM kita di tahun 2022 baru mencapai 68,63 walau terjadi kenaikan dari tahun 2021 yaitu 67,90.
Kita sekarang tidak berpikir pada peringkat IPM kita, tetapi bagaimana peningkatan kecepatan indek bisa lebih baik dan lebih tinggi. Dan semoga di tahun 2025 diupayakan bisa diatas 70.
IPM di provinsi akan merupakan agregat dari IPM di kabupaten/kota. Sehingga saat ini kita terus berupaya memberikan pemahaman agar indikator-indikator IPM kita tingkatkan dan kita harapkan pada sasaran yang sama, yakni pada program-program pembangunan daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota. Sehingga ada hasil yang nyata terkait dengan upaya kita bersama yang saling bersinergi dan berkolaborasi.
“Pendidikan tinggi yang merupakan bagian dari sistem integral dari pembangunan nasional memiliki peran yang strategis. Pemerintah provinsi tetap sama komitmennya untuk membangun pendidikan yang ada di Kalbar ini,” kata Alfian.
Komentar