Dari Ritual Bedarak Ngumpan Empaguk Di Desa Pauh Benua

SINTANG | SenentangNews.com – Camat Sepauk, Inu, Senin (22/5/2023) membuka acara Gawai Dayak Desa di desa Pauh Benua. Dalam acara ini sekaligus digelar acara paling bersejarah bagi warga Pauh Benua, yaitu Bedarak Ngumpan Empaguk.
Nampak hadir Bendahara Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalimantan Barat Yohanes Rumpak, Sekretaris DAD Sepauk Jais, anggota DPRD Sintang dari Partai Perindo Agustinus, unsur Forkopimda Sepauk serta belasan Kepala Desa dan para Ketua Adat dari desa tetangga.
Sekilas Catatan Bedarak Ngumpan Empaguk
Ternyata yang berlaku didunia bukan hanya kalender Masehi, kalender Hijriah dan kalender Lunar saja. Warga Desa Paoh Benua Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang juga memiliki kalendernya sendiri. Kalender mereka dimulai pada tahun 2000 yang lalu. Yang sebetulnya merupakan kalender peringatan peristiwa musibah yang memiskinkan seluruh warga Pauh Benua.
Pada tahun 1997 silam, kawasan Paoh Benua dilanda bencana kebakaran besar. Semua tanam tumbuh dan kebun yang menjadi mata pencaharian utama warga musnah dilalap api. Pasca bencana kebakaran, status ekonomi semua warga menjadi sama, tidak ada yang kaya dan tidak ada yang miskin. Semua warga sama-sama harus beranjak dari angka Nol lagi.
Selama tiga tahun sejak tahun bencana hingga tahun 2000, warga berjuang menanam karet kembali. Bantuan bibit yang pertama datang dari Susteran dan disusul dari pemerintah serta atas upaya sendiri.
Dalam sebuah rapat besar di masa “pergumulan” ini, warga sepakat untuk menjadikan tahun 2000 Masehi sebagai awal tahun spirit (semengat) untuk melangkah mengejar ketertinggalan.
Spirit ini harus memiliki simbol yang kuat, dan gerakannya harus dilakukan bersama. Hasil rapat besar warga memutuskan simbol tersebut berupa Patung Empaguk. Dan warga wajib menggelar acara ritual Ngumpan Empaguk setiap tahun. Tahun 2000 disepakati sebagai awal dari tahun spirit atau tahun semengat. Dengan begitu, ditahun 2023 ini menjadi tahun 23 bagi semangat kebangkitan warga Paoh Benua.
Menurut tokoh masyarakat setempat, Antonius Kelibuk, tahun spirit ini dapat dijadikan sebagai titik referensi, berapa lama warga mampu Pauh Benua dapat memulihkan kembali kondisi ekonominya. Dan menurut data dari berbagai sumber warga setempat, pada tahun ke 14 ekonomi masyarakat mulai pulih. Luar biasa. Pada Gawai Dayak Dessa 22 Mei 2023 ini, acara Ngumpan Empaguk sudah memasuki tahun yang ke 23.
Belakangan patung sepasang Empaguk di Paoh Benua ini, sudah di SK kan sebagai sebuah cagar budaya oleh Bupati Sintang Jarot Winarno.
Pembukaan Acara Gawai
Kepala Desa Pauh Benua Lanun dalam sambutannya sekilas menginformasikan sejarah dari tradisi Ngumpan Empaguk yang sudah berjalan selama 23 tahun.
Lanun dalam sambutannya melaporkan kondisi desa Pauh Benua yang masih memerlukan peningkatan pembangunan serta bimbingan baik dari Pemerintah Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan dari pemerintah pusat.
Terkait budaya Gawai, Sekretaaris DAD Sepauk, Jais mengatakan perlunya terus merawat budaya leluhur, khususnya dalam menyaring dan membentengi diri dari datangnya budaya negatif dari luar. Dalam Gawai kita dapat saling bertemu. Gawai juga merupakan ucapan syukur atas hasil pekerjaan kita.
“Eksistensi Gawai Dayak jangan sampai hilang ditelan waktu, biarkanlah tradisi ini terus ada ditengah globalisasi dan modernisasi agar biar kaum milenial mengenal tradisi leluhur,” tutur Jais.
Menurut Camat Inu, makna dari Gawai ini adalah bentuk rasa syukur kita keada Jubata, kepada Petara, kepada Tuhan yang meha Esa. Dulu orang Gawai sehabis panen, sekarang Gawai tidak harus sehabis panen karena tidak semua membuka ladang. Kita bersyukur atas diri kita, kita diberikan kesehatan dan keselamatan.
“Inilah sebabnya kita selalu melakukan tradisi sebagai pengingat. Seandainya ini tidak dilakukan siapa lagi yang akan melestarikan. Pemerintah Kecamatan sangat mendukung kegiatan budaya ini,” kata Inu.
Komentar