Sekilas Info

Unjuk Rasa Gerakan Keadilan

Stok BBM di Fuel Terminal Region VI Sintang Melimpah di Pedalaman Terjadi Krisis

Koordinator Unjuk Rasa Andreas Saat Melakukan Orasi.

SINTANG | SenentangNews.com – Kontradiksi antara berlimpahnya stok bahan bakar minyak (BBM) di Fuel Terminal Region VI Sintang dengan kondisi krisis BBM di sejumlah kecamatan di kabupaten Sintang memang mengherankan. Fuel Terminal lebih dikenal di masyarakat dengan sebutan Depot Pertamina.

Sebagaimaa keterangan dari Kepala Fuel Terminal Region VI PT. Pertamina (Persero) atau Depot Pertamina Sintang Agustinus Hermawan Wijayanto, bahwa di fuel terminal yang dipimpinnya di Jalan MT. Haryono Sintang ini terdapat 11 tanki dengan kapasitas seluruhnya 15.000 Ton untuk lima jenis BBM.

Ke 11 tanki tersebut hari ini, Selasa (2/5/2023) semuanya masih penuh. Kemudian ditambah dengan ada sebuah ponton kapasitas 1.500 Ton yang juga dalam kondisi penuh. Karena pengosongan ponton harus menunggu tanki dikosongkan terlebih dahulu.

Dijelaskan juga bahwa Depot Pertamina Sintang ini melayani sejumlah kabupaten, yakni Kapuas Hulu, Sintang, Melawi dan sebagian Sekadau.

“Ada beberapa buah ponton yang setiap dua-tiga hari sekali datang membawa BBM,” pungkas Agustinus.

Penjelasan Agustinus tersebut, diutarakan kepada media ini di halaman kantor Fuel Terminal Region VI Sintang seusai acara dialog dengan para pengunjuk rasa yang dipimpin oleh Andreas.

Suasana Saat Sesi Dialog di Kantor Fuel Terminal Region VI Sintang.

Dialog dihadiri oleh Wakil Bupati Sintang Melkianus, Kapolres Sintang AKBP Tommy Ferdian didampingi Kabag Ops Polres Sintang Kompol Eko Budi. D.

Hadir juga dua pejabat Eselon II Kabupaten Sintang, Kepala Dinas Perindusterian Perdagangan Koperasi dan UKM Arbudin yang sudah hadir sejak para pengunjuk rasa berorasi di luar pagar kantor Fuel Terminl Region VI, disusul kehadiran Asisten Pembangunan Setda Sintang Florensius Kaha.

Ironis memang. Jumlah stok yang diungkapkan oleh Agustinus tersebut bertolak belakang dengan kondisi di sejumlah kecamatan yang dilanda krisis BBM. Contohnya di Ketungau Hulu, Ketungau Tengah, Ketungau Hilir, Serawai, Ambalau bahkan di kecamatan Binjai Hulu yang hanya beberapa Kilometer dari kota Sintang.

Kenyataan seperti itu lah yang telah memicu adanya unjuk rasa "Gerakan Keadilan" yang dipimpin oleh Andreas dan kawan-kawan mewakili sejumlah kecamatan.

Jalannya Unjuk Rasa Gerakan Keadilan

Awalnya unjuk rasa ini akan digelar pada Jumat 5 Mei, namun telah dimajukan menjadi hari ini Selasa tanggal. 2 Mei 2023.

Selain Andreas sebagai koordinator ada Marsianus Alex, Tony Hardiyan, Agustinus dari Serikat Pekerja, pemuda perbatasan Jimi Manopo, Kepala Desa Wana Bhakti Ketungau Tengah Yuswardi, dan Yusuf wakil dari masyarakat transmigrasi kecamatan Binjai Hulu.

"Ada beberapa peserta unjuk rasa yang tidak bisa hadir, penyebabnya juga karena tidak ada BBM" kata Andreas.

Setelah semua perwakilan melakukan orasi, disampaikan juga tujuh tuntutan pengunjuk rasa yang dibacakan oleh Andreas.

Usai mekalukan aksi di pinggir jalan kemudian para pengunjuk rasa diperkenankan untuk melakukan dialog di kantor Fuel Terminal Region VI. Namun karena tempat ini merupakan Area Terbatas, tidak semua pengunjuk rasa diperkenankan masuk.

Aksi damai ini mendapat pengamanan dari puluhan personil polisi dan personil TNI.

Dialog dihadiri oleh Wakil Bupati Sintang Melkianus, Kapolres Sintang AKBP Tommy Ferdian didampingi Kabag Ops Polres Sintang Kompol Eko Budi. D, Kepala Dinas Perindusterian Perdagangan Koperasi dan UKM Arbudin serta Asisten Pembangunan Setda Sintang Florensius Kaha. Dari pihak Region VI diwakili oleh pimpinannya langsung Agustinus didampingi seorang manager.

Dari berbagai informasi faktual yang disampaikan oleh Andreas dan kawan-kawan, diantaranya seperti di Ketungau Hilir harga BBM mencapai Rp. 22 ribu serta pendapat dari Kapolres Sintang, Melkianus berpendapat harus secepatnya duduk satu meja guna membahas dan merumuskan regulasi apa yang harus dibuat.

Regulasi atau rekomendasi apa yang dapat dibuat Pemerintah Kabupaten Sintang sejauh tidak bertentangan dengan peraturan BPH Migas (Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas, red) atau regulasi lainnya yang masih berlaku.

Melkianus memutuskan untuk menggelar pertemuan bertempat di rumah jabatan Wakil Bupati Sintang pada pukul. 16.00 sore hari ini. Keputusan ini disetujui oleh semua yang hadir.

“Kita harus bertindak cepat, karena ada informasi beberapa hari lagi akan ada aksi serupa terkait kelangkaan BBM ini,” kata Melkianus.

Penulis: Kris Lucas
Photographer: Kris Lucas
error: Content is protected !!