Sekilas Info

Institut Teknologi Keling Kumang

Kuliah Umum Bersama Dr. Patricia Anak Ganing

Dr. Patricia dan Moderator Mikael, SH, MH.

SEKADAU | SenentangNews.com – Usia Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK) Sekadau memang masih di bawah lima tahun alias Balita, namun terobosannya tidak biasa-biasa saja. Salah satu contoh, kegiatan Kuliah Umum bersama Dr. Patricia Anak Ganing dengan Tema Creative Economy for Suatainable Ethnicity Development, Kamis (23/3/2023) di kampus ITKK Jalan Merdeka Selatan Sekadau.

Dalam data yang ada, Dr. Patricia Anak Ganing disebutkan a lecturer from the Faculty Of Languages And Communication, Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Tanjung Malim, Perak, Malaysia. Specializes in Sastera Tradisional.

Turut hadir dalam kegiatan ini pendiri CU Keing Kumang Drs. Munaldus, MA, Rektor ITKK Dr. Drs. Stefanus Masiun, S.H, ME, Direktur Yayasan Pendidikan Keling Kumang Adilbertus. AS serta Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Drs. Masri Sareb, MA berikut para Dosen lainnya.

Nara Sumber Foto Bersama Dengan Para Peserta dan Para Dosen.

Para peserta selain yang hadir di aula ITKK ada sebagian yang diwajibkan untuk mengikuti kegiatan ini secara virtual.

Patricia bukan lah anak orang berada namun mampu mendapat gelar Doktor (S3) pada usia dibawah 30 tahun. Pada latar belakang seperti ini, pasti ada banyak kreativitas yang dilakukan guna mempertahankan hidup dan jenjang studinya sampai ke tingkat yang dia peroleh.

Ekonomi kreatif sudah banyak diajarkan di dalam maupun di luar lembaga pendidikan, namun kebanyakan hanya berupa teori dan textbook. Kebanyakan pengalaman orang lain.

Bersama Patricia, para peserta bertemu langsung dengan pelaku ekonomi kreatif yang dilakukannya dari masa ke masa hingga sekarang.

Dengan kalkulasi sederhana, banyak yang dicontohkannya. Kemajuan Teknologi Informasi pun dimanfaatkan Patricia untuk promosi produk buatannya, khususnya aplikasi TikTok dan Youtube.

Di tempatnya dia mengajar, Patricia menyuntikan semangat mahasiswanya dengan mengajar melalui aplikasi TikTok.

“Efektif sekali memperkenalkan produk dan segala sesuatu dengan aplikasi TikTok. Jaman sekarang ini siapa yang tidak suka membuka TikTok,” kata Patricia.

Menurut pengakuan beberapa mahasiswi saat ditemui, paparan Patricia dianggap menarik karena banyak yang dapat ditiru tanpa biaya tinggi.

Karena yang datang adalah seorang Doktor dari luar negeri, mulanya para peserta mengira kuliah umum ini akan menyajikan angka-angka statistik serta grafik-grafik membosankan yang tak mudah diingat.

Yang ditunjuk Rektor sebagai moderator pun tepat. Mikael, SH, MH yang bertindak sebagai moderator adalah seorang dosen yang lugas. Yang tidak perlu memilih kalimat-kalimat terlalu berat yang justeru akan membingungkan para peserta didik yang hadir.

Ditempat yang sama, Masri Sareb sempat menjelaskan kepada media ini, untuk akreditasi ada sembilan kriteria yang harus terlengkapi, yang paling tinggi nilainya adalah penelitian, publikasi dan mimbar-mimbar akademik. Kegiatan ini kelasnya internasional karena datang nara sumber dari luar negeri.

Semuanya harus diadministrasikan. Undangannya seperti apa, pesertanya seperti apa dan akan dijadikan publikasi. Sehingga akan betul-betul punya budaya akademik.

Budaya akademik itu dimana ilmu-ilmu punya nilai pragmatis, artinya tidak hanya di menara gading atau di awang-awang juga harus membumi. Ilmu itu harus menjadi solusi bagi permasalahan di masyarakat.

“Ketika publikasi kita bagus dan ilmu-ilmu kita juga bisa memberikan sumbangan kepada masyarakat, di mata asesor yang memiliki kualifikasi melaksanakan asesmen nilainya akan bagus,” terang Masri Sareb.

Penulis: Kris Lucas
Photographer: Kris Lucas
error: Content is protected !!