Sekilas Info

Pesta Mutiara CU Keling Kumang

Memikat, Dua Hari Iban Sumit II di Tapang Sambas

Bupati Sekadau Aron, SH Saat membuka Acara Iban Summit II di Tapang Sambas.

SEKADAU | SenentangNews.com – Perayaan Pesta Mutiara (30 Tahun) CU Keling Kumang (CUKK) pada bulan Maret 2023 ini, dirayakan dengan menyelenggarakan Keling Kumang Festival dan Pengawa Besai Iban Summit II. Semua kegiatan di pusatkan di kompleks Taman Klempiau dan Balai Ladja di Tapang Sambas.

Professor Dr. Neilson Ilan Mersat Dean Saat membawakan Materi.

Ketua Komisi V DPR RI Lasarus Saat Memberikan Materi.

Dr. Patricia Anak Ganing Saat Menyampaikan Materinya.

Peserta yang hadir berasal dari sejumlah kabupaten, yakni Kapuas Hulu, Sintang, Melawi dan Sekadau. Sedangkan Gedung Ladja hanya berkapasitas 150 orang sehingga banyak peserta yang harus duduk di luar.

Kegiatan yang dibuka oleh Bupati Sekadau Aron dan berlangsung selama 24-25 Maret ini, menghadirkan sejumlah nara sumber dari Kalimantan dan Sarawak Malaysia, antara lain:
1. Professor Dr. Neilson Ilan Mersat Dean, Faculty of Social Sciences & Humanities, UNIMAS Doctor of Philosophy, Political Science & International, Field of Expertise: Politik dan Hubungan Antarbangsa. Sebagai Moderator Primus Lese Narang, S.ST, MM. “Building a Resilient Iban Identity in the Changing World.”
2. Lasarus, S.Sos, M.si, Senior Politician Iban Ketua Komisi V DPR RI, Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Sebagai Moderator Yohanes Rumpak, S.Pd, MM. “Eksistensi Bansa Iban di Kancah Politik.”
3. Professor Dr. Noria Anak Tugang, Associate Professor/Faculty of Applied and Creative Arts, Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS) Arts and Humanities: Arts, Culture, Heritage & Event Management. Sebagai Moderator Lusiana Cornelia Hera, A.Md. “Kain Tenun Iban Nyungkak Pemansang Ekonomi.”
4. Dr. Louis Ringah Anak Kanyan, Senior Lecturer Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS)mFaculty of Applied and Creative Arts, Design Technology Programme Deputy Dean (Industry and Community Engagement). Sebagai Moderator Itoi Thomas Aquino, SE, MM. “Tengkebang Gambar Enggau pengelala Bansa Iban Nengah Kelai daya Idup Etnik.”
5. Dr. Drs. Stefanus Masiun, S.H., M.E, Rektor Institut Teknologi Keling Kumang, Sekadau Chairman Puskop Credit Khatulistiwa, Chairman Credit Union Keling Kumang, Ketua Dewan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN). Sebagai moderator Dr. Syamsudin, S.Sos, M.Si Dekan Fisipol Universitas Kapuas Sintang. “Penguatan Kapasitas SDM Ibanik (Enchanging Iban Human Resousces Capacity).”
6. Dr. Patricia Anak Ganing, a lecturer from the Faculty Of Languages And Communication, Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Tanjung Malim, Perak, Malaysia. Specializes in Sastera Tradisional. Sebagai moderator Drs. R. Masri Sareb, MA. "Keling & Kumang Gods and Godness for Iban Society.”
7. Dr. Wilson, Direktur Pascasarjana IAKN Palangka Raya. Sebagai moderator CEO CU Keling Kumang Valentinus, S.Sos, MM. “Pengering Bansa Iban.”

Ada dua Panelis Drs. Masri Sareb, Penulis Senior Kepala Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institute Teknologi Keling Kumang, Ketua Lembaga Literasi Dayak (LLD) dan Bandi Anak Ragai, Tuai Rumah Sungai Utik Kapuas Hulu. Juga sebagai Spiritual Leader Iban Community of Sungai Utik penerima Equator Prize Award 2019 di New York USA. Keduanya berbicara tentang “Beserakop Nuju Pemansang Ekonomi.”

Rangkuman semua materi para nara sumber dibuat oleh Drs. Munaldus, MA. A lecturer of University Tanjungpura, Founder Credit Union Keling Kumang. Penulis Buku Nasional “Credit Union Series”.

Pada acara pembukaan, Stefanus Masiun menjelaskan bahwa uniknya Iban Summit bertemunya para intelektual dari kampung dan para intelektual dari kampus yang juga sebagai periset dan penulis buku, tujuannya untuk berbagi informasi dan pengetahuan.

Iban Indonesia masih berjuang keras untuk meningkatkan harkat dan martabatnya. Pendidikannya jika dibanding dengan Iban Sarawak masih jauh tertinggal, Menurut informasi Prof. Neilson, di Sarawak sudah ada 92 orang Iban yang bergelar Doktor. Doktor bansa Iban di Indonesia mungkin masih di bawah 20 an orang.

Di awal acara, Munaldus sempat mengatakan bahwa tokoh Keling dan Kumang telah mempersatukan kita di sini. Kita berharap para peserta menggunakan bahasa dialek Iban masing-masing, karena saling mengerti. Bansa Iban di Sarawak beruntung karena di Sarawak bahasa Iban sudah satu meski ada perbedaan tipis beberapa dialek.

Munaldus juga mengulas bahwa Ibanic Summit I Tahun 2018 selain telah melahirkan deklarasi juga setahun kemudian telah melahirkan Yayasan Pemberdayaan Sumber Daya Ibanik yang kemudian bernama yayasan Pemberdayaan Sumbar Daya Keling kumang.

Yang menarik adalah kehadiran Wakil Bupati Sintang Melkianus, yang menurut Munaldus besar perannya terhadap berdirinya branch office CUKK di Kedembak Air Tabun dan di Merakai. Yaitu jauh sebelum Melkianus menjadi anggota DPRD Sintang tiga periode dan kemudian di tahun 2022 menjadi Wakil Bupati Sintang.

Menurut Melkianus, meski kita berbeda tempat, berbeda kabupaten bahkan berbeda negara namun kita satu rumpiun Iban satu keluarga. Dan kegiatan ini adalah untuk menyatukan Melkianus juga berharap kepada para nara sumber dari Sarawak dan Kalimantan yang semuanya akademisi dapat memberikan masukan dan saran.

“Kita berharap para tokoh adat kita harus tetap menjaga kekompakan kebersamaan. Dengan demikian meski kita ini minoritas kita akan kuat dan diperhitungkan. Jika kita kuat, kita dari rumpun Iban ini dapat menjadi pemimpin baik di tingkat kabupaten hingga provinsi,” kata Melkianus.

Dalam sambutannya Bupati Sekadau Aron, SH mengatakan, pembangunan pengetahuan, seni dan budaya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan pembangunan nasional. Semoga Iban Summit II yang mengusung Tema “Building a Resilient Iban Identity in the Changing World,” betul-betul melahirkan sebuah gagasan sebuah ide untuk suku Iban yang tangguh.

Rekomendasi atau deklarasi yang dihasilkan Iban Summit II dapat disampaikan juga kepada pemerintah daerah. Agar nanti dapat diselaraskan langkah terobosan apa yang harus dilakukan pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan SDM. Karena pendidikan di Indonesia jauh tertinggal jika di bandingkan dengan Malaysia,” kata Aron.

Sejumlah peserta saat ditanya SenentangNews, rata-rata berpendapat bahwa acara Iban Summit II ini sangat memikat. Seharusnya diselenggarakan setiap tahun karena tiga itu tahun terlalu lama.

Penulis: Kris Lucas
Photographer: Kris Lucas
error: Content is protected !!