Sekilas Info

Fenomena Banyak Warga Tutup TPS Dalam Kota, Antonius: Harus Ada Solusi Yang Tepat

Antonius.

SINTANG | SenentangNews.com - Beberapa bulan terakhir ini ada fenomena menarik di kota Sintang, yaitu satu-persatu Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah ditutup oleh masyarakat sekitarnya. Berbagai cara dilakukan warga, misalnya dengan memasang terpal, memagar dengan seng, memasang spanduk dan material penutup lainnya.

TPS di Jalan Wahidin yang Ditutup Warga Masyarakat.

“Namun repotnya mengurus sampah rumah tangga, juga sebuah indikator bahwa sebuah kota sudah menjadi kota besar,” begitu diungkapkan oleh Rektor Universitas Kapuas (Unka) Sintang, Antonius, kepada media ini, Selasa (4/10/2022) siang di Sintang.

Pria yang juga Konsultan AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan, red) ini menambahkan, bahwa ada TPS yang sudah bertahun-tahun berada di sana bahkan sudah dilengkapi dengan bak sampah portable terkoneksi ke kendaraan angkutan sampah, tiba-tiba ditutup warga. Perlu dipertanyakan bagaimana proses awalnya saat menentukan TPS-TPS, sehingga kemudian muncul penolakan dari warga setempat.

“Bagaimana proses awal penetapan TPS-TPS tersebut sehingga sebegitu mudah ditutup dengan berbagai alasan. Sebetulnya, menghilangnya pemandangan adanya TPS-TPS di tepi jalan jika dari sisi estetika menjadi baik. Dalam kondisi tertentu, TPS juga cukup mengganggu para pengguna jalan,” ucap Antonius.

Antonius berharap, pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang dapat mengantisipasi sedini mungkin. Bagaimana jika kedepan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) pun karena alasan tertentu yang cukup kuat akhirnya ditutup warga juga.

Dirinya juga menduga kegagalan mempertahankan TPS salah satunya akibat dari kurangnya armada kendaraan pengangkut yang dimiliki oleh Dinas Lingkungan Hidup. Sehingga petugas kewalahan untuk membersihkan TPS yang tersebar di banyak tempat.

Penutupan TPS telah membuat masyarakat kebingungan membuang sampah, apalagi kalau sampai TPA yang ditutup, bukan lagi masyarakat yang bingung, tapi Pemkab Sintang akan bingung bahkan bisa menimbulkan kepanikan dalam mengatasi sampah di Kota Sintang ini.

Ada beberapa solusi jangka pendek atau bersifat mendesak dengan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak. Antara lain dengan Pemerintah Desa, Kelurahan, Organisasi Masyarakat, Perguruan Tinggi dan lainnya. Misalnya dengan membangun TPS yang dilengkapi dengan sumberdaya pengelola sampah untuk melakukan pemrosesan sampah.

Untuk solusi jangka panjang, Pemkab harus membangun sistem pengolahan sampah modern, seperti sanitary landfill di lokasi yang memadai dan cocok dengan sistem tersebut. Membangun pembangkit listrik menggunakan energy ramah lingkungan (biomassa) yang akan memanfaatkan sampah dalam jumlah besar.

Mulai menerapkan secara ketat pengelolaan sampah dengan konsep 3R (Reduce, Reuses, Recycle) melalui sumberdaya yang ada dengan mengedepankan nilai-nilai ekonomi dari sampah. Kita harus membangun pola pikir bahwa sampah adalah sumber uang, bukan sumber masalah.

Pola pikir ini bisa terjadi jika masyarakat mulai berorientasi pada nilai ekonomi atas keberadaan sampah. Pemkab Sintang dapat melakukan kerjasama atau membangun satu pilot project TPS bersama masyarakat yang berorientasi pada nilai ekonomi, sehingga sampah bukan lagi material yang menimbulkan bau busuk sebaliknya menjadi “harum” karena ada “cuan” di sana.

Penulis: Kris Lucas
Photographer: Kris Lucas
error: Content is protected !!