Sekilas Info

Hari Buku Nasional, Momentum Tingkatkan Literasi

Anggota DPRD Kabupaten Sintang, Welbertus

SINTANG | SenentangNews.com - Perpustakaan ini merupakan simbol kesadaran suatu negara akan pentingnya literasi. Hal tersebut diungkapkan oleh Anggota Dewan Pewakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sintang, Welbertus kepada awak media Senentangnews.com, kamis (16/5/2019).

“Salah satu tanda bahwa suatu negara mementingkan literasi adalah banyaknya perpustakaan di daerah tersebut, tentu perpustakaan yang aktif bukan yang pasif. Besok, 17 Mei kita semua memperingati Hari Buku yang bertepatan dengan berdirinya Perpustakaan Nasional,” ucapnya singkat.

Welbertus menyayangkan diera yang serba digital ini, eksistensi perpustakaan bebanding terbalik dengan minat baca yang ada di masyarakat kaena masyaakat sekarang lebih cenderung menggunakan ponsel pintar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.

“Ada dampak positif dan negatif dengan pemanfaatan ponsel digita untuk menumbuhkan minat baca atau minat menulis. Positifnya, dapat segera diakses dimana dan kapanpun serta bisa mendapatkan informasi secepat mungkin namun negatifnya informasi yang didapat bisa saja hanya sebagian itulah yang dapat menimbulkan adanya HOAX di kalangan masyarakat,” tuturnya.

Welbertus berharap Pemerintah Kabupaten Sintang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang serta Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sintang dapat terus berupaya meningkatkan minat baca masyarakat terutama geneasi muda.

“Ini PR kita bersama bagaimana cara kita meningkatkan minat baca masyarakat dengan melakukan kegiatan literasi disetiap kesempatan yang ada,” tutupnya.

Pemilihan tanggal 17 Mei sebagai hari Buku Nasional bertalian erat dengan Perpustakaan Nasional. Pasalnya, gedung pertama Perpustakaan Nasional berdiri pada tanggal 17 Mei 1980. Ketika itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef mencanangkan berdirinya Perpusnas pertama di Indonesia yang berlokasi di Jakarta.

Sebelumnya, cikal bakal Perpusnas telah ada sejak zaman kolonial Belanda. Bataviaasch Genootschap didirikan pertama kali pada 24 April 1778. Inilah yang jadi pelopor munculnya Perpusnas sebelum riwayatnya berakhir pada 1950.

Tanggal berdirinya Perpustakaan Nasional menjadi inspirasi tercetusnya hari Buku Nasional. Pada 2002, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kabinet Gotong Royong, Abdul Malik Fajar mencetuskan ide tersebut.

Ditetapkannya hari Buku Nasional adalah upaya pemerintah untuk memacu tingkat literasi pada masyarakat. Ini sekaligus menjadi upaya meningkatkan penjualan buku di tanah air. (Uli)

error: Content is protected !!