Sekilas Info

Tagih Janji Gubernur, Warga Simbak Raya Portal Jalan Provinsi

Kadis PU Sintang Murjani, saat didaulat untuk yang pertama membuka portal.

BINJAI HULU | SenentangNews.com–Lagi-lagi terkait dengan kerusakan infrastruktur jalan. Akibat akumulasi kejengkelan merasa tidak diperhatikan, warga desa Simbak Raya kecamatan Binjai Hulu, Selasa pagi (12/1/2019) melakukan aksi pemblokiran jalan provinsi. Portal dipasang dekat simpang Kantor Desa Simbak Raya, tujuannya agar kendaraan roda dua dapat melalui jalan lingkar Kantor Kepala Desa.

Akibat pemortalan ini tidak terjadi antrian panjang. Karena kendaraan roda empat keatas banyak yang memilih berbalik arah lagi. Alasan sejumlah pengemudi karena kumpulan massa terlihat semakin banyak mereka merasa lebih aman jika menunggu kabar dari jauh.

“Saya menunggu kabar dari jauh saja. Kerena yang saya dengar, pencabutan portal ini tergantung hasil keputusan dari pejabat yang mewakili Pemkab Sintang yang masih ditunggu kehadirannya,” kata Muryadi, Manager PT. Finnantara Intiga.

Suasana saat pemortalan Jalan Provinsi oleh warga desa Simbak Raya kecamatan Binjai Hulu.

Selama menunggu pejabat Kabupaten, suasana di lokasi pemortalan tetap kondusif. Aparat dari Polsek Binjai dan sejumlah personil TNI dari Koramil yang hadir di lokasi pun nampak hanya mengarahkan agar aksi unjuk rasa ini berjalan tertib. Hanya saja satu unit Hidraulic Excavator milik sebuah perusahaan yang tengah melakukan travel sempat di stop oleh warga.

Menurut Kepala Desa Simbak Raya, Sugiono sebetulnya aksi ini sudah akan dilaksanakan sekitar sebulan yang lalu. Karena ada informasi bahwa Gubernur Kalimantan Barat akan meninjau kondisi jalan di Simbak, aksi pun dibatalkan. Pada saat Gubernur melihat sendiri kondisi jalan ini, Gubernur sempat berjanji segera memanggil delapan perusahaan perkebunan yang ada di wilayah Binjai dan Ketungau.

“Ini sudah lebih dua minggu sejak janji Gubernur. Tidak diketahui, apakah delapan perusahaan tersebut tidak mengindahkan panggilan Gubernur atau Gubernur sama sekali belum memanggil delapan perusahaan dimaksud. Nyatanya, hingga saat ini belum ada realisasinya,” terang Sugiono.

Sugiono juga mengatakan, bahwa meskipun aksi ini ada di desa Simbak Raya, sejumlah warga dari desa-desa lainnya juga turut membantu. Karena jalan ini adalah untuk kepentingan bersama.

Unit Hidraulic Excavator sebuah perusahaan yang tengah travel sempat di stop oleh warga

Wakil dari Pemkab Sintang, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, M. Murjani baru tiba di lokasi sekitar pukul. 13.30. Dialog dan negosiasi pun digelar di Kantor Kepala Desa Simbak Raya. Murjani juga membawa serta Kepala Unit Pemeliharaan Jalan dan Jembatan (UPJJ) Wilayah-I, H. Irwan dan sejumlah Staf UPJJ Wilayah-I ini, bertanggungjawab untuk pemeliharaan di empat kecamatan Binjai Hulu, Ketungau Hilir, Ketungau Tengah dan Ketungau Hulu.

Dalam dialog ini, salah seorang koordinator aksi, Remegius menyatakan keheranannya di ruas ini, dari arah hilir sudah dilapisi aspal sepanjang beberapa Kilometer. Pengaspalan di hilir ini berhenti sekitar enam Kilometer dari Simbak Raya. Tiba-tiba ada lagi pengaspalan di bagian hulu, namun Simbak Raya yang berada ditengah-tengah tidak disentuh.

Remegius mengatakan, bahwa aksi ini tidak ada muatan politik. Warga juga tidak arogan, karena jika ada orang sakit yang akan dirujuk ke Sintang, sudah sediakan dua buah speed-boat. Untuk kondisi darurat, juga telah disiapkan dua unit sepeda motor.

“Dalam menghadapi kondisi ini, mohon Pemerintah jangan hanya memperhitungkan terjadinya kerusakan kendaraan dan terkendalanya aktivitas warga. Perhatikan juga resiko ancaman terhadap keselamatan jiwapara pengguna jalan,” kata Remegius.

Pada intinya, yang dikemukakan oleh para koordinator aksi adalah tentang kondisi kerusakan jalan sepanjang enam Km dari ujung lapis aspal hingga desa Simbak Raya. Kerusakan ini terkesan dibiarkan. Mereka juga mewanti-wanti, jika dalam dua hari tidak ada tanda-tanda adanya realisasi, maka pemortalan akan diperpanjang. Pemortalan bukan hanya untuk kendaraan ruda empat keatas, juga termasuk kendaraan roda dua.

Namun pernyataan terkeras datangnya dari anggota DPRD dari Dapil setempat, Julian Sahri. Menurutnya, dalam pertemuan ini pemerintah jangan lagi bercerita akan berunding dulu dengan pihak-pihak manapun.

“Jangan lagi bercerita mau koordinasi dengan UPJJ Provinsi, atau koordinasi dengan pihak perusahaan perkebunan. Datangkan saja peralatan dan langsung saja berkerja, atau pemortalan semakin diperpanjang waktunya. Kondisi seperti ini jika sudah berbulan-bulan, namanya bukan lagi kerusakan namun sudah menjadi bencana,” kata Julian.

Sekitar pukul 13.30,setelah ada kesepakatan kedua belah pihak akhirnya portal disetujui untuk dibuka. Murjani berjanji, bahwa dalam tempo dua hari, peralatan UPJJ yang ada di Sungai Risap akan dihadirkan di ruas jalan ini.Murjani pun didaulat untuk yang pertama membongkar portal tersebut. (lcs)

error: Content is protected !!